Three Days Travelling Experience to Malang

Edo di Omah Kayu

Awal Mula

Aku seringkali menerima pertanyaan seputar kegiatan sehari-hariku. “Do, kamu kok sibuk banget sih? gak pusing apa?” “Do, kamu kok kayaknya jarang banget ya ke mall? sesibuk itu?”

Sejujurnya, kehidupan akademikku tidak sesibuk yang kalian lihat di media sosialku. Kehidupanku bisa dibilang cukup seimbang. Cukup belajar, cukup main, cukup produktif dan lain lain. Aku selalu berusaha untuk menyempatkan traveling. Hal ini kulakukan untuk mereset kembali konidisi pikiranku yang acak acakan karena banyaknya kegiatan. Biasanya, alternatif refreshing bagi mahasiswa di Surabaya adalah quality time di pusat perbelanjaan. Namun, aku tidak terlalu suka keramaian. Mungkin aku bisa bertahan beberapa jam, tapi tentunya tidak bisa terlalu kunikmati. Aku lebih suka duduk santai di tepi danau delapan ITS atau hammocking di belakang laboratorium botany ITS. Tapi, tentu kita akan mengalami kebosanan jika kegiatan tersebut cukup repetitif.

Alternatif termudah adalah traveling ke tempat baru. Traveling kdang identik dengan kegiatan yang mahal dan selalu ke tempat tempat “viral” di sosial media. Padahal, traveling bisa dilakukan dengan budget yang pas-pasan. Di kesempatan ini, aku pengen share pengalamanku traveling di Kota Malang bersama sobat karibku. Yang ikut dalam agenda traveling ini adalah Yousak, Mas Roqy, dan Abiyyu.

Kebun Teh Wonosari

Kami memutuskan untuk berangkat pada dini hari untuk menghindari kemacetan dan panas di sepanjang perjalanan. Aku dan Abiyyu bertolak dari Surabaya pada pukul 5 di pagi hari. Lalu kami mampir di warung makan untuk sarapan. Warung ini merupakan tempat langganan Biyu jika keluarganya pergi ke Malang. Makanan di warung ini cukup bervariasi. Saat itu aku membeli nasi putih dan sayur lodeh dengan lauk ayam goreng dan hati ayam. Setelah selesai mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan ke Malang dari Pasuruan.

Cuaca di hari itu sangat cerah, jalanan yang cukup sepi, serta udara yang segar menjadi suguhan utama kami di sepanjang perjalanan. Suasana Kota Malang memang selalu nyaman dan menyejukkan. Kami tiba di Singosari, Malang pada pukul 8 pagi. Saat itu kami memutuskan untuk bermalam di rumah budeku. Yes, akhirnya tau kan kenapa perjalanan kami bisa dengan budget pas-pasan? Menumpang tidur di rumah kerabat. Rumah budeku berada di daerah Singosari, Malang. Tepatnya di kaki gunung Arjuno. Kalian pasti sudah bisa membayangkan bagaimana suanana di sini. Banyak hamparan persawahan dan ladang dengan pemandangan gunung Arjuno yang gagah, suhu yang relatif dingin serta vibes pedesaan yang cukup kuat.

Kebun Teh
kebun teh
Yousak dan Mas Roqi berangkat dari Bondowoso, mereka bertolak dari kota kecil ini pada pagi hari dan tiba di Malang pada pukul 2 siang. Yeah, perjalanan mereka sangat jauh, mungkinan sekitar 200an Km. aku dan Biyu banyak sekali waktu bersantai sejak jam 8 pagi hingga jam 2 siang. Saat itu turun hujan yang begitu deras, sementara telponku berdering dan menunjukkan bahwa Mas Roqi dan Yousak sudah tiba di Malang, akhirnya aku menjemput mereka karena mereka belum tahu lokasi rumah budeku. Dengan mantel seadanya, akhirnya aku menerobos hujan dengan motor kesayanganku. Kami bertemu di sekitar Stasiun Lawang dan memutuskan untuk mampir di minimarket terdekat sebelum ke rumah bude.
Kebun Teh
Mas Roqi
Saat tiba di rumah bude, Mas Roqi dan Yousak beristirahat sejenak sambil bersih-bersih badan setelah melewati perjalanan yang cukup panjang. Setelah itu, hujan reda dan kami memutuskan untuk mengunjungi kebun teh Lawang. Kebun ini terletak di Kaki Gunung Arjuno, Desa Tirtomoyo, Kecamatan Singosari. Kebun teh ini berada di ketinggian 950-1.250 mdpl.
Kebun Teh
Yousak si model andal
Tiket masuk ke kebun teh ini sebesar 15000 IDR, sementara parkir motor sebesar 5000 IDR. Dengan budget seperti itu, kalian sudah bisa menikmati segarnya kebun teh dengan pemandangan gunung yang begitu indah. Meskipun saat itu cukup berkabut, kami tetap menyempatkan berfoto. Kami menyusuri perkebunan teh untuh mendapatkan komposisi foto yang menarik. Semua foto di sini diambil dengan kamera Sony A6000.
Kebun Teh
Abiyyu dengan kameranya
Kebun Teh
kebun teh
Beberapa saat kemudian, hujan kembali turun. Kami akhirnya memutuskan untuk pulang. Harapan awalnya adalah hujan tidak terlalu deras di perjalanan pulang. Tapi ternyata tepat setelah keluar dari area perkebunan teh, hujan turun begitu derasnya. Meskipun demikian, kami bisa tetap aman karena telah sedia mantel yang memadai. Aku memutuskan untuk makan malam di Bakso Matahari Singosari. Bakso di sini relatif enak dengan porsi besar yang tidak masuk akal. Bayangkan, gimana enaknya makan bakso setelah hujan hujan di kota yang dingin? Mantep cuy. Kami memesan teh hangat dan berbagai gorengan yang tersedia. Setelah puas mengisi perut, kami kembali ke rumah bude lalu istrahat untuk menyiapkan energi untuk perjalanan esok hari. Di ruang tamu, kami sedikit berdiskusi mengenai agenda 2 hari ke depan. Kami sepakat untuk pergi ke pantai selatan di esok hari.

Pantai Malang Selatan

Esoknya kami berangkat pukul 5 pagi, kami tiba di destinasi pertama, aku lupa nama pantainya, tapi berikut foto foto yang sempat kuambil saat di sana. Pantainya lumayan luas dengan pepohonan cemara laut yang rindang serta pasir putih yang sangat halus. Cuaca hari itu cerah berawan, sehingga pencahayaan untuk memotret lanskap terlihat begitu tidak menarik :”). Tiket masuk menuju pantai ini adalah 15000 IDR dengan tiket parkir 5000 IDR.

Pantai
Pantai
Pantai
Pantai
Setelah puas berfoto foto, kami melanjutkan perjalanan ke pantai goa cina. Di perjalanan tersebut kami berhenti di sebuah warung pinggir sungai untuk membeli sarapan. Kami semua memesan nasi pecel dan membeli air mineral 1.5 L. Kami kira menu makan di sini akan jauh lebih mahal, dan kami salah. Ternyata harga makan di sini relatif murah. mungkin akan beda cerita jika kita membeli makanan di dalam area wisata.
Pantai
Pantai
Pantai
Pantai
Jalanan utama pantai selatan begitu bagus dan tidak ada jalanan berlubang sama sekali. Perjalanan ini begitu menyenangkan. Di sepanjang jalan kami disuguhkan pemandangan perbukitan kapur dengan pemandangan pantai dari kejauhan. Kombinasi yang sangat ciamik sekali. Dalam 20 menit, kami telah tiba di Pantai Goa Cina. Pantai ini begitu unik karena terdapat bangunan di atas bukit tepi pantai. Pantai di sini memiliki kombinasi pantai yang cukup bervariai, ada bagian dengan pasir putih halus, ada kumpulan batu karang dan terdapat area bebabtuan. Jika kalian beruntung, ketika surut kalian bisa berjalan menyusuri pantai untuk melihat biota laut yang lumayan banyak tersedia di sini. Kalian juga bisa berenang di pantai ini, jangan khawatir karena laut di area ini menjorok ke dalam dan ombaknya relatif kecil. Selain itu pantai ini juga menyediakan toilet yang memadai serta warung makan yang cukup banyak.
Pantai
Pantai
Saat bersantai, tiba tiba Biyu mendapatkan kabar buruk dan harus segera pulang ke Surabaya. Akhirnya, di siang itu kami langsung bertolak ke Malang dan mengantarkan Biyu ke terminal untuk mencapai bis tercepat menuju Surabaya. Sorenya, kami berjalan jalan keliling kota lalu kembali istirahat di rumah bude.

Paralayang Batu

Esoknya, kami pergi ke paralayang batu. Kami memutuskan pergi ke tempat ini karena pemandangannya yang bagus serta akses yang lumayan mudah. Paralayang batu merupakan gunung dengan pepohonan pinus yang begitu rapat, namun terdapat spot dengan hamparan terbuka yang biasa digunakan untuk kegiatan paralayang. Berikut foto fotonya. Hal yang kusuka ketika travelling dengan mereka adalah banyaknya ide ide mengenai fotografi yang muncul saat proses memotret. Di pagi itu kami beruntung mendapatkan momen dengan cuaca cerah dan sinaran matahari pagi secara langsung.

Paralayang
Yousak dan Mas Roqi dengan vega andalannya
Kami memotret banyak hal di hari itu, tapi berikut merupakan gambar favoritku. Kami juga mengunjungi taman langit dan omah kayu. Omahkayu di sini merupakan kumpulan kamar kayu yang ada di antara hutan pinus. Tempatnya sangat teduh dan nyaman. Kami menikmati waktu sejenak di sini untuk berfoto. Gambaran tempat ini sesuai dengan cover foto artikel ini.
Paralayang
Paralayang Batu
Paralayang
Mas Roqi
Paralayang
Paralayang Batu
Paralayang
Edo
Setelah puas memotret banyak hal, kami mengisi perut di Mie Ayam Gadjah Mada. Asli ini merupakan mie ayam terenak yang pernah kunikmati :") Tekstur mienya pas, rasa gurih dan segala perpaduan yang begitu seimbang. Sorenya, kami pulang ke kota masing masing dan kembali menghadapi kenyataan kembali.

Akhir kata

Terima kasih kepada kawan kawan yang sudah mau menyempatkan waktunya untuk menikmati perjalanan ini. Selamat untuk Mas Roqi yang telah memulai karirnya di salah satu law firm, selamat untuk Biyu yang telah mendapatkan 2 gelarnya, selamat untuk Yousak yang telah memulai karirnya di oil and gas company. Semoga sehat selalu dan bisa travelling lagi di lain waktu.

Salam hangat.

Paralayang
Edo, Mas Roqi, & Yousak

Edo Danilyan
Edo Danilyan
PhD Researcher

Interested in computational biology.